Call to action (CTA) adalah instruksi yang dirancang untuk mendorong audiens melakukan tindakan atau memberikan respons langsung dengan tujuan meningkatkan konversi penjualan. CTA dapat berbentuk gambar atau teks yang ‘mengajak’ pengunjung, prospek, atau pelanggan untuk mengambil tindakan tertentu. Dalam konteks digital marketing, CTA memainkan peran penting untuk mengarahkan pengunjung menuju tindakan yang diinginkan, seperti membeli produk atau berlangganan layanan.
CTA dan fitur checkout instan adalah dua faktor utama yang mempengaruhi niat pengguna untuk kembali menjelajahi sebuah website. Sebagai tools yang umum digunakan dalam digital marketing, CTA menawarkan pendekatan yang sederhana dan user-friendly, terutama saat digunakan untuk mengumpulkan masukan atau feedback dari konsumen. Selain itu, keberadaan CTA membantu brand menciptakan ikatan emosional dengan audiensnya, membuat mereka merasa diarahkan secara personal dan tertarik untuk terlibat lebih jauh.
Tujuan CTA
Tujuan utama CTA adalah mengubah pengunjung menjadi pelanggan yang lebih terlibat, sekaligus mendorong interaksi antara pemasar dan konsumen. Melalui CTA, audiens didorong untuk mengambil tindakan seperti mengeksplorasi informasi lebih lanjut mengenai produk atau layanan. Dengan demikian, CTA membantu bisnis mengidentifikasi individu yang tertarik pada apa yang mereka tawarkan, baik itu melalui kunjungan ke website, menerima email marketing, atau mengklik iklan.
Dalam pemasaran digital, khususnya untuk bisnis kecil atau UMKM, platform seperti Instagram menawarkan jangkauan yang luas dengan biaya yang relatif rendah. Misalnya, penggunaan fitur Instagram Reels dengan konsisten dapat membantu meningkatkan engagement dan penjualan. Menambahkan CTA dalam setiap unggahan dapat mendorong audiens untuk berkomentar, berinteraksi, atau melakukan pembelian langsung. Strategi ini membantu brand memanfaatkan platform secara lebih efektif, menciptakan lebih banyak titik kontak dengan target audiens.
Seiring dengan perkembangan dunia digital yang semakin pesat, peran digital architect sangat penting dalam merancang pengalaman pengguna yang efektif, termasuk menyusun CTA yang strategis untuk mengoptimalkan konversi dan hasil pemasaran online. Digital architect memegang peran kunci dalam menyusun struktur digital funnel yang kuat, dimana setiap langkah didesain untuk mempermudah audiens dalam mengambil keputusan, seperti melalui CTA yang terarah. CTA dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan setiap tahap perjalanan pengguna di platform digital. Dengan memaksimalkan CTA, perusahaan dapat meningkatkan peluang konversi serta memperkuat loyalitas pelanggan terhadap brand.
Gambar 1. Digital architect perlu merancang call to action sesuai karakteristik audiens di tiap digital funnel
Berbagai Bentuk dan Jenis CTA
Tantangan utama dalam membuat call to action adalah menciptakan dorongan yang cukup kuat untuk mengkonversi pengunjung menjadi pembeli atau pengguna layanan. Tanpa CTA yang efektif, pengunjung mungkin hanya lewat tanpa mengambil tindakan yang diharapkan. Oleh sebab itu, penyusunan CTA harus dilakukan dengan seksama agar mampu memikat perhatian audiens, sekaligus menyampaikan pesan secara jelas dan langsung.
CTA biasanya hadir dalam berbagai bentuk, seperti tautan, tombol, banner, pop-up, atau formulir. CTA yang paling umum adalah tombol dengan teks yang mendorong tindakan, seperti "Beli Sekarang" atau "Daftar Gratis". Desain dan penempatan yang tepat sangat penting untuk menarik perhatian pengguna. Sebagai contoh, penggunaan CTA pada landing page harus dioptimalkan agar menjadi fokus utama, tanpa terganggu elemen-elemen lain yang dapat mengalihkan perhatian pengguna.
Beberapa jenis CTA yang sering digunakan meliputi:
Gambar 2. Contoh call to action berupa tombol dari Amazon Prime yang menawarkan untuk mulai uji coba aplikasi
Tips dalam Membuat CTA
CTA yang berhasil harus memiliki pesan yang jelas, menarik, dan mudah dipahami. Selain itu, desain yang menarik serta penggunaan warna yang kontras dapat membantu tombol CTA terlihat menonjol di halaman. CTA yang efektif dapat meningkatkan conversion rate atau tingkat konversi pengunjung menjadi pelanggan yang sebenarnya. Selain itu, CTA yang disertai dengan tawaran menarik, seperti diskon atau hadiah gratis, cenderung memiliki daya tarik lebih besar dan dapat mengundang lebih banyak klik.
Ada beberapa contoh CTA yang unik dan mencerminkan identitas brand seperti "Share Your Knits" (Wool and the Gang), "Give Prezi a try" (Prezi), "Discover a cocktail tailored to your taste" (Grey Goose), “Start riding with Uber” (Uber). CTA tersebut mampu mendorong interaksi pengguna dengan brand secara kreatif. Penggunaan CTA dengan kata-kata yang unik dan kreatif juga dapat membantu menciptakan kesan lebih personal dan memikat bagi audiens.
Saat merancang call to action, pilih kata-kata yang kuat dan hindari penggunaan kalimat pasif. Gunakan kata kerja aktif seperti "Mulai Sekarang" atau "Beli Sekarang" untuk menambah urgensi dan memotivasi audiens. Selain itu, pertimbangkan penggunaan elemen visual, seperti arah panah atau gambar, yang dapat mengarahkan perhatian pengguna ke tombol CTA. Desain visual yang efektif mampu menciptakan pengalaman yang lebih intuitif, sehingga pengguna tidak merasa bingung dalam menentukan langkah berikutnya.
Menciptakan kesan urgensi juga dapat meningkatkan efektivitas CTA, misalnya dengan frasa seperti "Penawaran Terbatas" atau "Selama Persediaan Masih Ada". Jangan lupa, lakukan A/B testing untuk menguji efektivitas berbagai varian CTA dan temukan yang paling cocok untuk audiens Anda. Melalui A/B testing, perusahaan dapat memahami preferensi audiens secara lebih baik, serta mengidentifikasi strategi CTA mana yang menghasilkan tingkat konversi tertinggi.
CTA yang efektif bukan hanya soal kata-kata, tetapi juga tentang bagaimana CTA tersebut ditempatkan, dipresentasikan, dan relevan dengan kebutuhan audiens. Berikut adalah 10 contoh CTA yang bisa membantu meningkatkan konversi:
Gambar 3. Pentingnya call to action dalam mempengaruhi keputusan pembelian dari konsumen, menekankan pada aspek emosional manusia