Insight Details

Data-Driven Marketing untuk Memahami Kebutuhan Pelanggan di Era Digital

Memahami Kebutuhan Pelanggan

Memahami perilaku pelanggan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari strategi marketing bisnis ataupun brand. Selain itu, memahami perilaku konsumen dibutuhkan jika bisnis Anda berupaya menjadi market leader.

Salah satu cara memahami kebutuhan pelanggan adalah dengan mengecek interaksi digital dari audiens yang ditargetkan. Pelanggan di era digital ini lebih menyukai komunikasi langsung secara personal, yang memahami kebutuhan terpendam mereka. Tidak asal melakukan pendekatan, pemasar (marketer) perlu memberikan penawaran yang tepat di waktu yang tepat pula.

 

memenuhi-kebutuhan-pelanggan-marketing

Gambar 1. Ilustrasi pegawai perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan pendekatan komunikasi secara personal

 

Seiring banyaknya jenis dan jumlah perangkat pintar (smart device), perilaku pembelian konsumen juga ikut berubah drastis. Bisnis perlu merespon fenomena perubahan ini dengan mengoptimalkan tools pemasaran, dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.

Perubahan perilaku pembelian bisa direspon dari pihak perusahaan atau bisnis dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas komunikasi dengan konsumen. Bisnis perlu menyusun strategi pemasaran yang relevan, agar kebutuhan pelanggan bisa terjawab atau mendapat solusi berkat produk yang mereka tawarkan. Memahami kebutuhan pelanggan terkait erat dengan cara pandang customer-centric alias berfokus pada pelanggan.

Mengenal Data-Driven Marketing

Data-driven marketing diartikan sebagai serangkaian proses yang melibatkan data agar tim pemasaran bisa mengembangkan strategi personalisasi untuk terhubung dengan target audiens perusahaan atau bisnis. Proses tersebut melibatkan pengumpulan data lewat channel online dan offline, serta analisis karakteristik dan pola pembelian pelanggan.

Data-driven marketing berfokus pada pengembangan produk dan layanan dengan melakukan analisis data internal maupun eksternal. Hasil analisis dengan strategi data-driven marketing mampu menghasilkan insight berharga seputar perilaku pelanggan.

Tim pemasaran perlu melakukan uji coba (trial-and-error) secara ekstensif, agar data-driven marketing bisa menargetkan segmen yang tepat dalam rangka memasarkan produk.

Pentingnya Data di Era Digital 

Data sangat penting sebagai bahan pertimbangan bisnis dalam mengambil keputusan. Dengan begitu, bisnis atau perusahaan bisa mengambil keputusan yang lebih baik dan tepat.

Di mata perusahaan, data merupakan aset strategis. Data tersebut akan disimpan dan dianalisis menggunakan tools analitik. Data yang tersedia akan digunakan untuk membuat konten pemasaran yang sesuai konteks, sehingga meningkatkan keterlibatan (engagement) pelanggan.

Pendekatan marketer perusahaan atau bisnis terhadap data akan mempengaruhi kesuksesan data-driven marketing. Perusahaan sebaiknya menginvestasikan sumber daya yang dimilikinya pada sistem, infrastruktur, dan keahlian.

Ada beberapa data yang perlu dianalisis oleh tim pemasaran supaya bisa menerapkan data-driven marketing. Data ini masih tergolong metrik pemasaran, dan diperlukan agar bisa memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Data yang dimaksud diantaranya sebagai berikut.

  • Pengeluaran konsumen (consumer spending)

Pengeluaran konsumen merupakan total uang yang suatu individu habiskan untuk membeli barang maupun jasa untuk digunakan demi mencapai tujuan tertentu. Dengan menganalisa data pengeluaran konsumen, pebisnis bisa membaca pola pengeluaran yang dilakukan oleh individu sehingga nantinya bisa menciptakan strategi pemasaran yang tepat. Pola pengeluaran sangat berkaitan dengan faktor eksternal dan internal dari konsumen tersebut. Faktor eksternal contohnya ialah lokasi geografis dan lingkungan sosial. Sedangkan faktor internal, contohnya tujuan atau motif dibalik kegiatan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Entah itu untuk memenuhi kebutuhan, didasari keinginan pribadi, dan sebagainya.

  • Kesediaan untuk mencari (willingness to search)

Kesediaan untuk mencari dijelaskan sebagai persentase (%) pelanggan yang bersedia meninggalkan toko tanpa membeli produk apabila produk dari brand favorit mereka tidak tersedia. Data metrik ini berguna untuk mengukur seberapa besar kemungkinan suatu pelanggan akan menunda pembelian, berpindah toko, atau mengurangi jumlah pembelian demi terhindar dari beralih brand. Dengan kata lain, loyalitas pelanggan terhadap suatu brand akan terlihat jelas.

  • Kesediaan untuk merekomendasikan (willingness to recommend)

Kesediaan untuk merekomendasikan adalah salah satu metrik untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Ketika suatu pelanggan puas dengan produk atau layanan yang mereka terima, orang tersebut berpotensi merekomendasikan kepada kerabat, rekan, atau temannya. Rekomendasi ini berdampak positif pada bisnis, karena ada upaya pemasaran terhadap bisnis Anda secara cuma-cuma. Citra perusahaan atau bisnis Anda juga positif di mata pelanggan tersebut yang puas tersebut.

  • Kesan atau impresi terhadap iklan (advertising impressions)

Kesan terhadap iklan digunakan untuk melihat jumlah pengamat atau audiens yang terpapar sebuah iklan, posting, atau website. Kesan terhadap iklan bisa dibagi menjadi dua (2) jenis yaitu kesan yang ditayangkan (served impressions) dan kesan yang dapat dilihat (viewable impressions). Kesan terhadap iklan memungkinkan tim pemasaran untuk mengukur jangkauan dan dampak campaign yang dibuat.

  • Waktu rata-rata di halaman (average time on page)

Seperti namanya, metrik ini berguna untuk mengukur waktu rata-rata yang dihabiskan pengguna di halaman website yang posisinya terbuka. Semakin lama individu menghabiskan waktu di suatu halaman, besar kemungkinan pengguna melihat konten website bisnis Anda berharga dan menarik. Pikirkan juga konten seperti apa yang mendorong pelanggan untuk terlibat (engage) di website, dan tertarik mengikuti di platform lain seperti media sosial.

  • Laju konversi (conversion rate)

Laju konversi berguna sebagai metrik yang memperlihatkan bagaimana pelanggan atau audiens merespon terhadap konten atau campaign pemasaran Anda. Beberapa tindakan yang termasuk konversi yaitu mendaftar (sign-up), mengunduh bahan konten (misalnya ebook, brosur digital), memindai kode QR, menyelesaikan survey, melakukan pembelian produk, mengirimkan ulasan (review).  

  • Laju keterlibatan (engagement rate)

Laju keterlibatan membantu bisnis Anda dalam melihat preferensi audiens di media sosial. Laju keterlibatan juga menjadi indikator yang membuktikan nilai (value) dari iklan atau campaign pemasaran yang dibuat. Beberapa unsur keterlibatan mencakup jumlah komentar, suka, berbagi dan simpan. Hal ini tidak termasuk jumlah yang melihat (view). Metrik ini sangat penting apabila bisnis sedang berkembang ke arah peningkatan visibilitas brand.

Tantangan dalam Menerapkan Data-Driven Marketing

Penerapan data-driven marketing untuk bisnis tidak terlepas dari beberapa tantangan seperti informasi yang acak, kurangnya tenaga profesional, identifikasi dan pelacakan metrik yang kurang tepat, serta perlunya memilih platform yang kurang tepat dalam mengumpulkan dan mengelola data.

Informasi dianggap acak karena data yang tersedia itu berlimpah, namun belum diorganisir dan dioptimalkan dengan baik. Informasi yang acak ini perlu diimbangi dengan pengarsipan atau penyimpanan data yang baik secara digital.

Profesional yang menjadi tim pemasaran atau kreatif dari perusahaan perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang periklanan digital dan konsep real-time marketing.

Metrik yang teridentifikasi berasal dari metadata. Metrik digunakan oleh tim pemasaran untuk memilih pelanggan yang hendak ditarget. Biasanya metrik yang dilacak antara lain panggilan diterima, panggilan terkirim, rata-rata pengisian ulang produk atau layanan (top-up). 

Cara Kerja Data-Driven Marketing

Pendekatan data-driven marketing diawali dengan upaya marketer untuk membuat iklan atau konten pemasaran di berbagai digital funnel seperti media sosial, website, aplikasi digital. Setiap platform akan terkait dengan tools digital yang bisa mengekstraksi informasi pelanggan atau pengunjung.

Selanjutnya, marketer mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan secara sistematis dan kronologis. Diantaranya data transaksi mulai dari profil pelanggan, waktu pembelian, jenis produk atau layanan yang dibeli, dan lain-lain. Marketer juga perlu memperhatikan data yang tidak terstruktur. Beberapa bentuk data yang tidak terstruktur meliputi gambar, video, file audio, rekaman percakapan, dan sebagainya. Data ini menjadi insight yang penting dan tersimpan di database perusahaan dari waktu ke waktu.

 

data-driven-marketing-pelanggan

Gambar 2. Insight berharga bagi perusahaan seperti profil pelanggan dan data statistik lainnya bagi data-driven marketing

 

Manfaat Data-Driven Marketing

Data-driven marketing berguna untuk membantu bisnis dalam memilih pelanggan yang tepat, serta meningkatkan profit, pendapatan penjualan (sales revenue) dan ROI (return on investment). Data-driven marketing bermanfaat juga dalam meningkatkan efisiensi campaign pemasaran berbasis teks. Dalam melakukan campaign, brand perlu memberikan penawaran yang tepat, ditargetkan kepada pelanggan yang tepat pula. Pelanggan yang tepat bisa dipilih jika bisa mengidentifikasi perilaku dan pola pembelian konsumen yang terus berubah.

Memahami perilaku pelanggan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari strategi marketing bisnis ataupun brand. Selain itu, memahami perilaku konsumen dibutuhkan jika bisnis Anda berupaya menjadi market leaderSalah satu cara memahami kebutuhan pelanggan adalah dengan mengecek interaksi digital dari audiens yang ditargetkan. Pelanggan di era digital ini lebih menyukai komunikasi langsung secara personal, yang memahami kebutuhan terpendam mereka. Tidak asal melakukan pendekatan, pemasar (marketer) perlu memberikan penawaran yang tepat di waktu yang tepat pula.

Seiring banyaknya jenis dan jumlah perangkat pintar (smart device), perilaku pembelian konsumen juga ikut berubah drastis. Bisnis perlu merespon fenomena perubahan ini dengan mengoptimalkan tools pemasaran, dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.

Perubahan perilaku pembelian bisa direspon dari pihak perusahaan atau bisnis dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas komunikasi dengan konsumen. Bisnis perlu menyusun strategi pemasaran yang relevan, agar kebutuhan pelanggan bisa terjawab atau mendapat solusi berkat produk yang mereka tawarkan. Memahami kebutuhan pelanggan terkait erat dengan cara pandang customer-centric alias berfokus pada pelanggan.

kebiasaan-pelanggan-digital-marketing

Gambar 3. Memahami kebutuhan pelanggan termasuk kecenderungan pengambilan keputusan pembelian perlu dipahami tim pemasaran

 

Firstpage hadir sebagai digital architect, spesialis dalam menyusun digital funnel yang efektif dan berdampak. Firstpage berfokus pada pemanfaatan strategi berbasis data untuk meningkatkan performa dan skala digital brand. Pilihlah Firstpage sebagai pakar andalan Anda dalam memberikan solusi seputar digital marketing.