Gambaran Umum Startup
Startup bisa disebut juga sebagai usaha rintisan. Startup berbeda dari usaha kecil yang dimiliki seorang entrepreneur. Startup umumnya memiliki proyek yang membutuhkan teknologi, agar dapat berkembang dengan pesat. Sebuah startup perlu meningkatkan skalabilitasnya agar memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Sebelum mendirikan sebuah startup, ada baiknya Anda melakukan validasi potensi pasar (market validation). Hal ini bertujuan untuk mengecek apakah ide produk atau layanan yang diciptakan startup tersebut bisa diterima oleh sebagian orang yang menjadi konsumen awal.
Pentingnya Funding Bagi Sebuah Startup
Startup perlu meyakinkan calon investor atau pihak eksternal agar bersedia memberi pendanaan (funding). Funding diperlukan untuk mendukung pengembangan startup yang perlu terus berjalan. Dana yang didapat akan dialokasikan ke berbagai hal, seperti gaji karyawan, penelitian dan pengembangan produk atau layanan, perawatan aset, serta masih banyak lagi. Ada berbagai wujud funding yang bisa investor berikan kepada startup. Terdapat tiga wujud pendanaan yaitu equity capital, hibah (grants), dan pinjaman (loans).
Tim startup harus menyiapkan pitch deck untuk dipresentasikan kepada calon investor. Pitch deck menjadi bekal penting ketika startup hendak melakukan penggalangan dana. Informasi yang dimuat dalam pitch deck antara lain value proposition, market validation, market size, market landscape, go-to market strategy, user growth projection, financial projection, funding requirement, allocation plan, dan rincian tim startup.
Jenis Investor sebagai Penyedia Funding Sebuah Startup
Ada dua (2) macam investor yang bisa startup targetkan untuk mendapat pendanaan. Investor yang dimaksud yaitu angel investor dan venture capitalist. Angel investor merupakan individu yang memiliki aset berlimpah, cenderung memiliki komitmen untuk berinvestasi pada startup dengan ekuitas kecil. Tidak jarang, angel investor merupakan mantan eksekutif atau pemilik yang sengaja keluar dari usaha yang telah sukses. Pendanaan dari angel investor umumnya bersifat informal. Apabila angel investor punya keahlian yang sejalan dengan bidang startup Anda, hal ini akan menjadi nilai tambah. Dimana, Anda mendapat dukungan finansial bagi startup sekaligus mitra diskusi.
Venture capitalist (VC) bisa berwujud individu atau lembaga. VC biasanya memiliki jaringan yang lebih luas dan sumber daya yang lebih banyak dibandingkan angel investor. Venture capitalist merupakan investor yang berfokus mendapatkan pengembalian setinggi-tingginya dari investasi awal yang dibuat. Pendanaan dari VC bersifat formal. VC cenderung menargetkan startup dengan potensi pertumbuhan yang tinggi. Investor seperti ini berani untuk menanamkan modal besar, diikuti dengan target pengembalian dan tenggat yang cukup ketat terhadap startup. Ibaratkan VC memberi jangka waktu 3-5 tahun bagi sebuah startup, agar mampu mengembalikan 10 kali lipat dari besaran investasi awal.
Berbagai jenis funding untuk startup diurutkan dalam alur tahapan tertentu. Serangkaian tahap penggalangan dana dikenal dengan sebutan funding rounds. Jumlah tahapan pendanaan bisa berbeda antara startup satu dengan yang lainnya. Funding rounds diurutkan mulai dari bootstrapping, pre-seed funding, seed funding, series A funding, series B funding, additional rounds (series C, D, E, seterusnya), hingga IPO.
Pendanaan Bootstrapping dalam Startup
Bootstrapping merupakan tahap atau fase awal dalam funding startup. Bootstrapping disebut juga tahap pendanaan sendiri. Startup mendapat funding dari dana pribadi, keluarga, saudara, sahabat, atau teman dari pemilik (owner). Funding dari bootstrapping jumlahnya tidak besar, biasanya hanya cukup untuk meneliti konsep ide startup dan membuat perencanaan usaha. Dalam kasus tertentu, ada pula startup tidak melalui tahap bootstrapping. Awal funding startup tertentu bisa dari tahap pre-seed atau seed.
Gambar 1. Ilustrasi pebisnis di tahap awal dalam funding startup
Tahap bootstrapping penuh dengan resiko. Pendiri startup mungkin akan menghadapi kondisi saldo bank yang terus menurun hingga tidak ada cadangan. Kondisi ini bisa berlangsung lebih dari sekali, selama startup berupaya agar punya daya tarik di pasar. Di tahap bootstrapping, keberadaaan mitra diskusi akan sangat baik dalam memberikan sudut pandang baru dan gambaran dari beragam pengalaman yang dibagikan oleh mereka.
Pre-Seed Funding dalam Startup
Tahap pre-seed funding memiliki nama lain, yaitu angel round. Tahap ini menjadi putaran pendanaan eksternal pertama bagi startup. Pre-seed funding sendiri bersifat formal. Pendanaan yang didapat pada tahap pre-seed akan mengurangi hambatan finansial yang dihadapi startup. Memungkingkan startup untuk berfokus pada aspek pertumbuhan dan inovasi.
Dana pada tahap pre-seed umumnya didapat dari angel investor dan pihak yang termasuk kategori 3F (friend, family, fool). Di tahap ini, startup akan menggalang dana dalam jangka waktu 12-18 bulan. Kegiatan startup pada tahap pre-seed sebagian besar adalah riset. Baik itu riset pasar, riset ide komersial. Hal ini sangat berpengaruh terhadap penentuan konsep bisnis apakah layak berkembang atau tidak.
Seed Funding dalam Startup
Tahap seed funding kerap disebut pendanaan modal awal. Seed funding krusial bagi sebuah startup, diibaratkan sebagai bahan bakar dan akselerator yang diperlukan agar dapat melewati tantangan awal. Adapun tantangan awal yang akan dihadapi startup seed yaitu sulitnya mendefinisikan pasar, analisis produk kompetitor, dan pengembangan rencana pemasaran.
Dana untuk startup seed berasal dari angel investor. Dana startup seed dapat dikatakan relatif kecil. Umumnya dana ini cukup untuk pengembangan minimum viable product (MVP) hingga peluncuran bagi pengguna atau konsumen awal. Hal ini mencakup juga pengembangan prototype.
Sebuah startup akan melakukan banyak perbaikan di tahap ini, sebelum melangkah ke tahap yang lebih komersil. Pendiri startup perlu memahami empat (4) jenis instrumen yang umum digunakan pada tahap ini. Pendiri bisa memilih antara convertible notes, series seed preferred stock, simple agreement for future equity (SAFE), atau common stock.
Gambar 2. Ilustrasi melakukan pitching kepada angel investor dalam konteks startup seed
Series A Funding dalam Startup
Series A funding berperan sebagai katalisator startup setelah berhasil melalui tahap pendanaan awal. Pada tahap ini, startup kemungkinan sudah mendapat dana yang cukup untuk membeli atau menyewa peralatan produksi. Dana juga dapat digunakan untuk merekrut lebih banyak anggota untuk tim penjualan dan pemasaran.
Pendanaan yang didapat oleh startup pada tahap ini berasal dari beberapa firma modal ventura yang terkemuka di dunia. Firma modal ventura akan melakukan penilaian valuasi startup pada tahap ini, berkisar $10 juta hingga $30 juta.
Series B Funding dalam Startup
Series B funding sering disebut sebagai tahap akhir. Hal ini dikarenakan titik ini menjadi putaran pendanaan sebelum startup memutuskan untuk IPO (initial public offering). Pada series B funding, investor akan menilai kinerja startup di masa kini dan potensinya di masa mendatang. Pada tahap ini, startup akan menyempurnakan penasaran produk, meningkatkan skala bisnis dan pendapatan mereka.
Dana yang didapat pada tahap ini berasal dari bank investasi, venture capital, hedge fund, serta firma ekuitas swasta. Startup yang sudah mencapai tahap ini akan menjadi incaran investor baru, karena resiko yang ditanggungnya jauh lebih rendah dibanding tahap awal lainnya. Investor lama juga berpeluang besar untuk melanjutkan investasi mereka.
Additional Rounds (Series C, D, E) dalam Startup
Tahap C, D, E dan series funding lainnya termasuk ronde tambahan (additional rounds). Tahap-tahap tersebut bersifat opsional dan ditempuh berdasarkan keputusan startup. Di sisi lain, tahap sebelumnya (series A dan series B funding) termasuk venture round.
Pada tahap series C funding, kehadiran startup di pasar (market) sudah kuat. Startup sudah memiliki pendapatan yang substantial dan dapat dikatakan mapan. Di tahap ini, startup akan berfokus pada akuisisi atau ekspansi di tingkat regional.
Pada tahap series D funding, startup menggunakan dana yang mereka dapat untuk persiapan keluar (exit). Baik itu akuisisi atau menuju IPO. Persiapan tersebut diantaranya berupa penyempurnaan model bisnis, pengecekan kepatuhan terhadap syarat dan regulasi yang ada, menguatkan neraca kekurangan.
IPO (Initial Public Offering) dalam Startup
IPO (initial public offering) merupakan tahap dimana startup secara perdana menjual sahamnya di bursa efek. Saham tersebut bisa dibeli oleh masyarakat umum. Dengan begitu, startup bisa mendapat lebih banyak modal. Di tahap IPO, pemilik (founder) startup dapat memutuskan untuk keluar secara penuh maupun sebagian.
Gambar 3. Ilustrasi orang dari pihak startup memegang dokumen berisi grafik keuangan bursa saham pasca IPO
Pendanaan (Funding) Alternatif untuk Startup
Bagi startup, mencari pendanaan tidak hanya terbatas pada investasi dari investor pribadi atau venture capital. Ada berbagai alternatif lain yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh dana guna mendukung pertumbuhan bisnis. Beberapa sumber pendanaan alternatif yang bisa dipertimbangkan antara lain equity crowdfunding, bantuan dari pemerintah, skema hibah, pinjaman, filantropi, dan Corporate Social Responsibility (CSR).
Equity crowdfunding memungkinkan startup untuk mendapatkan dana dari sejumlah investor melalui platform online, dimana investor menerima saham perusahaan sebagai imbalan. Bantuan pemerintah juga menjadi opsi menarik, yang dapat diberikan melalui program-program khusus yang didesain untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 10 Tahun 2016, bantuan pemerintah ini berlaku untuk startup pada tahap seed yang sudah melalui evaluasi komite kurasi.
Selain itu, skema hibah sering kali diberikan untuk startup yang memiliki inovasi tinggi, sementara pinjaman dapat digunakan oleh bisnis yang membutuhkan dana dengan syarat tertentu. Filantropi dan CSR dari perusahaan besar juga merupakan sumber dana yang dapat membantu mempercepat pengembangan startup, dengan fokus pada proyek yang berdampak sosial atau lingkungan.
Gambar 4. Ilustrasi berlangsungnya crowdfunding dalam skema online untuk membiayai realisasi ide startup
Di Indonesia, ketentuan hukum mengenai equity crowdfunding diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 37/POJK04/2018, yang memberikan pedoman yang jelas mengenai pelaksanaan dan persyaratan bagi perusahaan yang ingin menggunakan metode ini.