Insight Details
Membangun Brand Awareness Lewat Iklan
Setiap perusahaan mencoba membangun brand awareness dengan menunjukan kreativitas pemasaran digital di berbagai media. Seperti membuat desain website yang menarik, membuat konten interaksi yang menyenangkan, termasuk membuat campaign kreatif untuk pemasaran. Di ranah periklanan, konsep kreativitas dinilai dari seberapa jauh iklan tersebut mampu menampilkan sesuatu yang tidak biasa, baru, unik dan berbeda dari umumnya.
Media menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sebuah ide pemasaran, sekaligus sebagai upaya membangun hubungan baik dengan konsumen. Hubungan atau relasi sosial bisa terjalin baik secara langsung maupun daring (online). Kuatnya suatu relasi sosial terbentuk dari gabungan unsur waktu, intensitas emosional, keintiman, dan timbal balik yang terjalin antara pihak satu dengan pihak lainnya. Dalam konteks dunia digital, peran digital architect sangat penting dalam merancang strategi yang dapat memfasilitasi hubungan ini melalui berbagai digital funnel yang efektif dan tepat sasaran.
Gambar 1. Berbagai unsur yang perlu diperhatikan untuk membangun brand awareness pada suatu iklan digital
Iklan berperan penting dalam meningkatkan kesadaran serta memotivasi masyarakat untuk membeli suatu produk. Seberapa baik kualitas produk tidak menjamin banyak juga orang yang membeli, apabila tidak dikomunikasikan dengan baik. Di zaman sekarang, masyarakat semakin sadar akan pentingnya iklan untuk mendukung komunikasi pemasaran. Buktinya, beberapa orang mencoba berbagi opini, liputan peristiwa, bahkan mengekspresikan pengalaman mereka. Hal tersebut menjadi konten yang dapat dinikmati di TikTok, YouTube, WhatsApp, blog, dan platform lainnya.
Perencanaan Konten dan Pesan Komunikasi Campaign
Konten merupakan ujung tombak campaign digital agar pesan dari perusahaan atau brand dapat tersampaikan kepada para pelanggannya. Untuk membuat pesan komunikasi yang berdampak, tim yang bertanggung jawab untuk merancang konten campaign perlu perencanaan yang matang.
Perencanaan sebuah campaign disusun oleh tim kreatif, yang dikenal dengan sebutan perencana strategis (strategic planner) atau perencana akun (account planner). Hasil rancangan campaign dikemas dalam bentuk uraian kreatif (creative brief). Berdasarkan tujuannya, campaign pemasaran suatu brand atau perusahaan terbagi menjadi dua yaitu tematik dan taktis. Campaign tematik bertujuan untuk meningkatkan brand awareness, dengan cara menampilkan brand personality semenarik mungkin sehingga disukai target audiens. Di sisi lain, campaign taktis merupakan campaign lanjutan dari tematik. Campaign taktis menekankan pada ajakan untuk bertindak (call to action) kepada target audiens. Tujuan dari campaign taktis adalah membujuk orang untuk menggunakan atau membeli produk dari suatu brand atau perusahaan. Entah produk itu berupa jasa / layanan maupun barang.
Pesan komunikasi dalam suatu campaign pemasaran terbagi menjadi dua (2) jenis yaitu pesan denotatif dan pesan konotatif. Langkah-langkah untuk menyusun pesan komunikasi dalam suatu campaign antara lain mengenali latar belakang target audiens, menyiapkan fakta yang kredibel untuk memperkuat pesan, memahami dan menerapkan kaidah yang baik selama proses penyusunan pesan, memakai beberapa kata yang emosional untuk menarik perhatian dan minat audiens. Dengan memasukan unsur emosional, iklan dapat membuat orang ikut tertawa, menangis, kesal, tersinggung, berubah pikiran, bahkan merefleksikan diri.
Komponen Penyusun Campaign Pemasaran Digital
Kegiatan campaign digital marketing setidaknya memiliki empat hal ini yaitu target audiens dalam jumlah besar, jangka waktu pelaksanaan, ajakan melakukan aksi tertentu, serta serangkaian tindakan komunikasi (verbal, tekstual, maupun visual). Campaign menarik yang kreatif bisa tercipta berkat adanya teks, audio, dan visual yang mendukung. Saat ini, teks masih mendominasi peran dalam menjelaskan produk agar lebih out of the box di suatu konten campaign digital.
Konten campaign bisa dikemas dalam bentuk iklan maupun narasi cerita. Dibutuhkan keahlian dalam membingkai (framing) suatu konten, dengan cara menambahkan empat (4) elemen ini. Pertama, mengidentifikasi masalah dengan memperlihatkan seperti apa kejadiannya. Kedua, mengidentifikasi siapa penyebab dari masalah. Ketiga, memperlihatkan proses evaluasi moral atau evaluasi penyebab suatu masalah. Terakhir yaitu brand atau perusahaan perlu menawarkan cara atau memposisikan diri sebagai solusi untuk menangani atau mengatasi masalah.
Ada beberapa aspek yang bisa dieksplorasi di dalam proses kreatif untuk menyusun campaign digital. Aspek yang dimaksud meliputi maskot, logo, brand ambassador, hashtag, true story (kisah nyata), keunikan produk, foto produk yang eksklusif, serta video berkualitas premium. Tim kreatif yang menyusun campaign juga dapat memilih diantara berbagai pilihan bentuk konten, seperti konten unik, konten visual infografis, konten koleksi, konten berbagi cerita, konten tips informatif, konten tutorial, konten benchmark produk, konten giveaway, dan konten penghargaan (award).
Gambar 2. Contoh isi konten campaign digital salah satu brand kosmetik yang menyertakan brand ambassador dan foto produk
Belajar dari Tokopedia: Contoh Campaign Menarik yang Kreatif
Salah satu brand yang menampilkan campaign menarik kepada konsumennya adalah Tokopedia. Tokopedia bekerja sama dengan salah satu agensi periklanan untuk membuat campaign digital yang kreatif yaitu #MulaiAjaDulu. Campaign ini dipublikasikan ke berbagai digital channel yang dimiliki Tokopedia seperti media sosial, blog, website, hingga platform berbagi video. Tidak lupa, campaign ini juga memenuhi media cetak, terdapat pada berbagai billboard yang terpampang di jalanan. Campaign digital #MulaiAjaDulu dari Tokopedia mengandung makna bahwa orang harus berani memulai untuk mewujudkan mimpi atau tujuan yang ingin dicapai.
Gambar 3. Salah satu campaign pemasaran dari Tokopedia yaitu #MulaiAjaDulu dalam bentuk video storytelling di YouTube
Melalui campaign ini, tim pembuat konten berusaha menampilkan keutuhan cerita dari gabungan empat (4) aspek. Diawali dengan adanya sosok yang dijelaskan latar belakang pekerjaan sebelumnya. Lalu, sosok tersebut digambarkan memiliki keraguan untuk berinovasi karena minimnya pengetahuan yang dimiliki dalam mengelola bisnis di marketplace. Selanjutnya, sosok tersebut berusaha mengatasi atau menyadari masalahnya serta mengambil inisiatif. Terakhir, ditutup dengan sosok tersebut memiliki hasil akhir yang jauh lebih baik setelah bergabung dengan Tokopedia.
