Dalam ekosistem bisnis yang semakin kompetitif dan dinamis, memahami competitive landscape bukan lagi sekadar opsi tambahan—melainkan pilar strategis yang menentukan arah pertumbuhan brand. Riset kompetitor kini bertransformasi, berawal dari aktivitas pengumpulan data hingga menjadi tools untuk meraih market leadership. Riset kompetitor juga diperlukan dalam memetakan peluang yang tidak kasat mata, serta menyusun strategi bisnis yang berkelanjutan (sustainable).
Di dunia modern marketing yang bergerak semakin cepat, resiko terbesar bukan hanya soal kehilangan momentum. Tetapi juga soal kesalahan dalam membaca competitive landscape.
Lebih dari sekadar membandingkan harga atau memantau campaign promosi, riset kompetitor memungkinkan Anda:
Gambar 1. Riset kompetitor juga diperlukan agar bisnis baru Anda siap memasuki market dan viable di mata konsumen
Banyak inovator baru justru muncul dari sektor-sektor yang sebelumnya tidak diperhitungkan oleh pemain lama, karena dianggap “tidak setara”. Padahal justru di situlah kekuatan mereka: datang tanpa tekanan, membangun secara diam-diam, dan memukul saat tidak ada yang siap. Anda juga perlu waspada terhadap kompetitor tidak langsung, yang menawarkan solusi mirip dengan yang ditawarkan oleh produk Anda, tetapi mereka datang dari sektor / industri yang berbeda.
Setiap pasar memiliki blind spot-nya. Bahkan di industri yang tampak jenuh atau sudah dikuasai pemain besar, selalu ada ruang untuk berinovasi—baik dalam bentuk:
Melalui riset kompetitor yang sistematis, perusahaan dapat:
Contohnya, dalam industri skincare, banyak brand fokus ke manfaat fungsional. Ada pula brand seperti Glossier, yang tumbuh pesat karena mereka berhasil mengisi celah emosional. Brand ini yang terasa seperti sahabat, bukan dokter kulit. Tanpa riset kompetitor yang tajam, celah (gap) semacam ini akan tampak tidak signifikan.
Market commonality merujuk pada seberapa banyak dua perusahaan saling berbagi market yang sama. Semakin besar mereka berbagi irisan, semakin besar potensi perlawanan ketika satu pihak meluncurkan strategi ekspansi atau inovasi.
Hal ini berarti:
Riset kompetitor yang mendalam akan membantu Anda menjawab: “Jika kita masuk ke wilayah ini, siapa yang akan terganggu? Dan seberapa siap kita jika mereka menyerang balik?”
Riset kompetitor bukan lagi tools yang digunakan pasca-krisis untuk mitigasi, melainkan sebagai radar yang mampu membaca pola lebih cepat dari kompetitor.
Dengan memahami pergerakan kompetitor, brand Anda bisa:
Ketika tim marketing, sales, dan product memiliki pemahaman yang sama terhadap kompetitor, maka arah pengambilan keputusan akan lebih aligned.
Riset Kompetitor juga menawarkan manfaat lainnya, antara lain:
Gambar 2. Riset kompetitor secara tidak langsung mendorong tercapainya alignment dalam sebuah perusahaan, agar tiap tim memiliki pemahaman yang sama.
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian, banyak brand berfokus mencari cara untuk tetap bertahan (survive). Untuk menyikapi hal ini, riset kompetitor bukan hanya tentang “mengalahkan” pesaing—tetapi soal mempertahankan eksistensi.
Dengan informasi yang tepat, brand bisa:
Perusahaan yang tidak mengadopsi pendekatan ini akan terus terjebak dalam pola reaktif, rentan terdisrupsi oleh pemain baru yang lebih gesit dan data-driven. Brand yang mampu beradaptasi cepat dengan data yang relevan.
Di titik ini, riset kompetitor bukan sekadar analisis pasar, tapi strategi pertahanan: mencegah kehilangan pelanggan, mengamankan positioning, dan meminimalkan pemborosan budget.
Di era data-driven seperti saat ini, pemenang market bukan lagi yang paling kuat, tetapi yang paling cepat membaca dan beradaptasi terhadap perubahan. Riset kompetitor bukan hanya tentang melihat ke luar, tetapi juga berupaya memahami kekuatan dan kelemahan diri dengan lebih objektif.
Dengan menjadikannya bagian dari strategi brand, Anda akan lebih siap dalam menciptakan produk hingga market baru. Dalam situasi ini, keunggulan kompetitif terlihat dari kecerdasan dalam membaca medan permainan, sebelum orang lain sadar bahwa arah permainan sudah berubah.
Gambar 3. Produk yang berhasil mengisi market gap adalah produk yang sebelumnya melalui riset kompetitor terlebih dahulu
Sebagai digital architect, Firstpage ingin bertumbuh bersama brand. Tidak sekedar mengatur siapa yang tampil di dalam iklan, tetapi siapa yang benar-benar menguasai market structure dan tahu market gap mana yang bisa diisi secara optimal.